Nama : Ariesta Rimadani
NPM : 21209182
KASUS PT GREAT RIVER INTERNATIONAL Tbk
1. Identifikasikan pelanggaran apa saja yang
terjadi dalam artikel ?
Pelanggaran yang terjadi pada kasus PT GREAT RIVER
INTERNATIONAL Tbk yaitu pelanggaran yang dilakukan oleh seorang akuntan publik
bernama Justinus Aditya Sidharta terhadap Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT
GREAT RIVER INTERNATIONAL Tbk tahun 2003. Dari hasil penyelidikan ditemukan adanya
indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great River tersebut.
Dalam laporan tersebut AP yang mengaudit laporan keuangan Great River
menyatakan alasan adanya overstatement karena pencatatan untuk akun
penjualan menggunakan metode yang berbeda dari ketentuan yang ada. Namun KAP
Johan Malonda dan rekan membantah pihaknya telah melakukan konspirasi dalam
mengaudit laporan keuangan tahunan Great River. Deputy Managing Director Johan
Malonda, Justinus A. Sidharta menyatakan bahwa selama mengaudit buku Great
River, pihaknya tidak menemukan adanya penggelembungan akun penjualan atau
penyimpanan dana obligasi. Namun di metode pencatatan akuntansi yang dilakukan
Great River berbeda dengan ketentuan yang ada. Metode pencatatan tersebut
biasanya bertujuan untuk menghindari dugaan dumping dan sanksi perpajakan. Selain
itu, auditor investigasi juga menemukan indikasi penggelembungan akun
penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliar rupiah yang mengakibatkan
Great River mengalami kesulitan arus kas dan gagal membayar utang. Pemeriksaan
Bapepam terdapat indikasi penipuan dalam penyajian laporan keuangan.
2. Menurut anda, apakah ada hubungannya antara
kesalahan pencatatan atas laporan keuangan dengan kesulitan perusahan dalam
membayar utangnya?
Menurut saya ada hubungannya, karena artikel mengatakan
bahwa hasil pemeriksaan Bapepam telah menemukan adanya indikasi penipuan dalam
penyajian laporan keuangan. Bapepam menemukan kelebihan pencatatan penyajian
akun penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa
penambahan asset tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa
pembuktian. Hal tersebut mengakibatkan Great River mengalami kesulitan arus
kas. Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp 250 miliar kepada Bank Mandiri
dan gagal membayar obligasi sebesar Rp 300 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar